Selasa, 21 Januari 2014

CONTOH ISI MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TENTANG IPTEKS



 BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan , teknologi, dan seni dalam kehidupan umat manusia. Martabat manusia disamping ditentukan oleh peribadahannya kepada Allah, juga ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.Bahkan didalam Al-Qu’an sendiri Allah menyatakan bahwa hanya orang yang berilmulah yang benar-benar takut kepada Allah.
Dialog antara Allah dengan malaikat ketika Allah mau menciptakan manusia, dan malaikat mengatakan bahwa manusia akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah, Allah membuktikan keunggulan manusia daripada malaikat dengan kemampuan manusia menguasai ilmu melalui kemampuan menyebutkan nama-nama. Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dalam praktek mampu mengangkat harkat dan martabat manusia karena melalui ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, manusia mampu melakukan eksplorasi kekayaan alam yang disediakan oleh Allah. Karena itu dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi ,dan seni, nilai-nilai islam tidak boleh diabaikan agar hasil yang diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah hidup manusia.

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, kami mempunyai masalah-masalah yang akan kami bahas. Adapun masalah-masalah tersebut adalah  sebagai berikut :
1.2.1        Apa definisi Ipteks ( Ilmu Pengetahuan, teknologi, dan seni ) ?
1.2.2        Apa saja syarat-syarat dan sumber ilmu pengetahuan ?
1.2.3        Bagaimana integrasi iman, ilmu, dan amal ?
1.2.4        Apa keutamaan orang beriman dan beramal ?
1.2.5        Apa tanggung jawab ilmuwan terhadap alam dan lingkungan ?


1.3  Tujuan

Berdasarkan rumusan-rumusan masalah tersebut pula, kami mempunyai tujuan- tujuan dalam penyusunan makalah ini. Adapun tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
1.3.1        Dapat mengetahui definisi ipteks ( ilmu pengetahuan, teknologi dan seni ).
1.3.2        Dapat mengetahui syarat-syarat dan sumber ilmu pengetahuan.
1.3.3        Dapat mengetahui dan memahami integrasi iman, ilmu dan amal.
1.3.4        Dapat mengetahui  dan memahami keutamaan orang beriman dan beramal.
1.3.5        Dapat mengetahui dan memahami tanggung jawab ilmuwan terhadap alam dan lingkungan.











BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ipteks ( Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni )
a. Definisi Ilmu Pengetahuan
Sains di Indonesiakan menjadi ilmu pengetahuan , sedangkan dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya.  Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melaui tangkapan panca indera, intuisi, dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi , diorganisasi, disistematisasi, diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologi kata ilmu berarti kejelasan , karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan.
Kata ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Al-Qur’an. Kata ini digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan  dan objek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan.
Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tersebut disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis. Karena keterbatasan kemampuan manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang menguasai beberapa ilmu secara mendalam.

b. Definisi Teknologi
Istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan.  Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik objektif dan netral. Dalam situasi tertentu teknplogi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi.
Teknologi dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa damapak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Netralitas teknologi dapat digunakan untuk kemanfaatan sebesar-besarnya bagi kehisupam manusia dan atau digunakan untuk kehancuran manusia itu sendiri.

c. Definisi Seni
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya.  Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.
Benda-benda yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan halus sehingga muncul sifat-sifat keindahan dalam pandangan manusia secara umum, itulah sebagai karya seni. Seni yang lepas dari nilai-nilai Ketuhanan tidak akan abadi karena ukuranya adalah hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.




2.2 Syarat-syarat dan Sumber Ilmu Pengetahuan

a.      Syarat-syarat Ilmu

Dari sudut pandang filsafat,ilmu lebih khusus dibandingkan dengan pengetahuan. Suatupengetahuan dapat dikategorikan sebagai ilmu apabila memenuhi tiga unsur pokok sebagai berikut:
1.      Ontologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki objek studiyang jelas. Objek studi harus dapat diidentifikasikan, dapat diberi batasan, dapat diuraikan,sifat-sifatnya yang esensial. Objek studi suatu ilmu ada dua yaitu  objek material dan objek formal.
2.      Epistimologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki metode kerja yang  jelas. Ada tiga metode kerja suatu bidang studi yaitu metode deduksi,induksi,dan eduksi.
3.    Aksiologi artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki nilai guna atau kemanfaatan. Bidang studi tersebut menunjukan nilai-nilai teoritis,hukum -hukum,generalisasi,kecenderungan umum,konsep-konsep dan kesimpulan logis,sistematis,dan koheren.
Istilah pengetahuan dan ilmu dipahami oleh masyarakat luas menjadi satu istilah baku yaitu ilmu pengetahuan atau sains. Secara singkat, istilah ini dapat didefenisikan sebagai himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui suatu proses pengkajian dan dapat diterima oleh  ratio,artinya dapat dinalar. Jadi ilmu pengetahuan dapat dikatakan sebagai himpunan rasionalisasi kolektif insani. Secara singkat sains dapat diartikan sebagai pengetahuan yang sistematis (science is systematic knowledge). Dalam pemikiran sekuler,sains mempunyai tiga karekteristik yaitu objektif,netral dan bebas nilai,sedangkan dalam pemikiran islam sains tidak boleh bebas dari nilai-nilai,baik nilai lokal maupun nilai universal.

b.      Sumber Ilmu Pengetahuan

Dalam pemikiran islam ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak dapat dipertentangkan manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Quran dan sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat abadi (perenial knowledge)  tingkat kebenarannya bersifat mutlak (absolute),karena bersumber dari wahyu Allah,dan ilmu yangbersifat perolehan (Aquired knowledge) tingat kebenarannya bersifat nisbi (relative) karena bersumber dari akal pikiran manusia.
Dalam perspektif islam, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan hasil pengembangan potensi manusia yang diberikan Allah berupa akal dan budi. Prestasi yang gemilang dalam pengembangan ipteks,pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menemukan bagaimana proses Sunatullah itu terjadi dialam semesta ini,bukan merancang atau menciptakan suatu hukum baru di luar Sunatullah (hukum ALLAH/”hukum Alam”).
Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa antara ilmu pengetahuan,teknologi,dan seni terdapat perbedaan-perbedaan baik dalam kontek makna maupun fungsinya. Untuk mengetahui perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Perbedaan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
No
Aspek
Ilmu Pengetahuan
Teknologi
Seni
1.
Tujuan
·          Mencari kebenaran
·          Menciptakan barang-barang
·          Mengekspresikan Keindahan

2.
Hasil
Karya ilmiah
Barang-barang Teknologi
Karya Seni
3.
Lingkungan


Seniman Pencipta seni dan masyarakat
 4.
Sumber
Filsafat dan Agama
Ilmu Pengetahuan
Fenomena kehidupan yang ada  ditengah-tengah masyarakat
5.
Aktivitas


Kreativitas dan Produktivitas
6.
Kontrol


Berdasarkan umpan balik pemahaman etik dan estetika

2.3 Integrasi Iman, Ilmu dan Amal

Dalam pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem yang disebut dinul islam. Di dalamnya terkandung 3 unsur pokok, yaitu akidah, syari’ah, dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal salih.
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaannya dapat tergambar dalam keutuhan inti ajarannya. Ada 3 ajaran islam yaitu iman, islam, dan ikhsan. Ketiga inti ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah sistem ajaran yang disebut Dinul Islam. Dalam Q.S 14 ( Ibrahim ) : 24-25 dinyatakan:
Yang artinya : “Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik (dinul islam) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh (menghujam ke bumi) dan cabangnya menjulang kelangit. Pohon itu mengeluarkan buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat”.
Dari terjemahan ayat diatas menggambarkan keutuhan antara Iman, Ilmu dan Amal atau Aqidah, Syari’ah dan akhlak dengan menganalogikan bangunan Dinul Islam bagaikan sebatang pohon yang baik. Akarnya menghujam ke Bumi, batangnya menjulang tinggi ke langit, cabangnya atau dahannya rindang, dan buahnya amat lebat. Ini merupakan gambaran bahwa antara iman,ilmu dan amal merupakan satu kesatuan utuh tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar dari dari sebuah pohon yang menupang tegknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni. Ipteks yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan amal salih bukan kerusakan alam.

2.4 Keutamaan Orang Beriman dan Beramal
Perbuatan baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila perbuatan tersebut tidak dibangun diatas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Sama halnya pengembangan ipteks yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan karena dibekali seperangkat potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Akal berfungsi untuk berfikir ,hasil pemikirannya adalah ilmu pengetahuan , teknologi dan seni. Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia termasuk bagi lingkungannya. Allah berjanji dalam Q.S 58 (Al-Mujadalah):11 :
Yang artinya : “ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
Menurut Al-Gazali bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan sesuatu yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinya. Tugas utama pendidik adalah menyempurnakan, membersihkan, dan menggiring peserta didik agar hatinya selalu dekat kepada Allah SWT melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat mulia yang dapat menentukan masa depan seseorang. Karena itu para pendidik akan selalu dikenang dalam hati anak didiknya. Al-Gazali memberikan argumentasi yang kuat, baik berdasarkan Al-Qur’an, Al-sunnah, maupun argumentasi secara rasional.
Dalam bagian kitab lhya Ulumuddin, Al-Gazali memulainya dengan menerangkan tentang keutamaan ilmu dan pembelajaran. Ia menggambarkan kedudukan tinggi bagi para ahli ilmu dan para ulama dengan menyitir ayat-ayat Al-Qur’an dan sabda Rasulullah SAW serta perkataan orang-orang dan ahli pikir. Pandangan tentang hal-hal diatas sangat kuat. Ini terbukti dengan seringnya menerangkan kedudukan dan keutamaan ulama dan guru dalam berbagai karya monumentalnya. Manusia dikatakan termasuk khalifah Allah SWT, karena hati orang alim telah dibukakan oleh Allah SWT, untuk menerima ilmu yang merupakan sifat-Nya yang paling khusus. Orang ‘alim adalah bendaharawan yang mengurusi khasanah Allah SWT,yang paling berharga. Tidurnya orang alim lebih baik dari ibadahnya orang-orang bodoh.
Menjelaskan keutamaan-keutamaan orang yang berilmu, Al-Gazali mengatakan “Barang siapa berilmu, membimbing manusia dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan matahari, selain menerangi dirinya, juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kesturi yang harum dan menyebarkan keharuman kepada orang yang berpapasan dengannya.

2.5 Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap Alam dan Lingkungan
Menurut Al-Gazali , orang yang berilmu dan tidak mengamalkannya disebut sebagai orang yang celaka. Ia mengatakan pula “ seluruh manusia akan binasa, kecuali orang-orang berilmu”. Orang-orang berilmupun akan celaka kecuali orang-orang yang mengamalkan ilmunya. Dan orang-orang yang mengamalkan ilmunyapun akan binasa kecuali orang-orang yang ikhlas.
Ada 2 fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai “Abdun” (hamba Allah) dan sebagai khalifah Allah di Bumi. Esensi dari Abdun adalah ketaatan, ketundukan, dan kepatuhan pada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam.
Dalam kontek  “ Abdun “, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi itu memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya . Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan Sang Pencipta berupa potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan  manusia menghambakan diri kepada selain Allah termasuk menghambakan diri terhadap hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk kepada dirinya.
Manusia diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada ketakwaan dan kecenderungan kepada perbuatan fasik. Sebagaimana firman Allah: Falhama Fujuroha watakwaha. Artinya “maka Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia kefasikan dan ketakwaan”. Dengan kedua kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan kepada kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Untuk itu Allah berfirman :”Wahadainahu najdaini”. “Aku tunjukkan kamu dua jalan”. Akal memiliki kemampuan untuk memilih salah satu yang terbaik bagi dirinya.
Fungsi yang kedua sebagai khalifah/wakil Allah di muka bumi. Manusia mempunyai tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya tempat  mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya, serta memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan. Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan yang memadai. Hanya orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukuplah atau para ilmuwan atau para intelektual yang sanggup mengeksplorasi sumber alam ini. Akan tetapi para ilmuwan itu harus sadar bahwa potensi sumber daya alam ini akan habis terkuras untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia apabila tidak dijaga keseimbangannya. Oleh sebab itu tanggung jawab kekhalifahan banyak bertumpu pada para ilmuwan dan cendekiawan. Mereka mempunyai tanggung jawab jauh lebih besar dibanding dengan manusia-manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan.
Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri. Mereka banyak yang berkhianat terhadap perjanjian sendiri kepada Allah. Mereka tidak menjaga amanah Allah sebagai khalifah yang bertugas untuk menjaga kelestarian alam ini sebagaimana firman Allah dalam Q.S 30 (al-Rum):41 :
Yang artinya : “ Telah nampak kerusakan di darat dan di bumi disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka segera kembali ke jalan yang benar”.
Dua fungsi tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak boleh terpisah. Dan simbol dari kedua fungsi itu adalah Dzikir dan Fikir. Kemudian untuk melaksanakan tanggung jawabnya, manusia diberikan keistimewaan berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk psikofisik. Namun manusia harus sadar akan keterbatasannya yang menuntut ketaatan dan ketundukan  terhadap aturan Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah secara langsung (fungsi terhadap ‘Abdun) maupun dalam konteks ketaatan terhadap sunatullah “hukum alam” di alam ini ( fungsi sebagai khalifah). Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah ini akan mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat si dunia dan akhirat.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan  pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melaui tangkapan panca indera, intuisi, dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi , diorganisasi, disistematisasi, diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah katanya mempunyai ciri kejelasan. Selanjutnya, teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan , sedangkan seni adalah ekspresi jiwa seseorang.
Dalam islam ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Selanjutnya didalam perspektif islam pula, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan hasil pengembangan potensi manusia yang diberikan Allah berupa akal dan budi. Manusia diciptakan di muka bumi ini adalah sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah. Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah ini akan mewujudkan manusia yang ideal yakni manusia yang selamat si dunia dan akhirat.

3.2 Saran
Dengan terselesainya penyusunan makalah ini, kami berharap dapat bermanfaat bagi pembaca.  Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai Ilmu pengetahuan , teknologi dan seni serta bagaimana integrasi dan keutamaan ilmu, iman dan amal sehingga mampu dipahami dalam kehidupan sehari-hari.


DAFTAR PUSTAKA

Mansoer,hamdan dkk.2004.Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi.Jakarta.Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen Agama RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar