BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Islam sangat
memperhatikan pentingnya ilmu pengetahuan , teknologi, dan seni dalam kehidupan
umat manusia. Martabat manusia disamping ditentukan oleh peribadahannya kepada
Allah, juga ditentukan oleh kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.Bahkan didalam Al-Qu’an sendiri Allah menyatakan bahwa hanya
orang yang berilmulah yang benar-benar takut kepada Allah.
Dialog antara
Allah dengan malaikat ketika Allah mau menciptakan manusia, dan malaikat
mengatakan bahwa manusia akan berbuat kerusakan dan menumpahkan darah, Allah
membuktikan keunggulan manusia daripada malaikat dengan kemampuan manusia
menguasai ilmu melalui kemampuan menyebutkan nama-nama. Ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni dalam praktek mampu mengangkat harkat dan martabat manusia
karena melalui ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, manusia mampu melakukan
eksplorasi kekayaan alam yang disediakan oleh Allah. Karena itu dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi ,dan seni, nilai-nilai islam tidak
boleh diabaikan agar hasil yang diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan
fitrah hidup manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, kami mempunyai masalah-masalah yang akan kami bahas.
Adapun masalah-masalah tersebut adalah
sebagai berikut :
1.2.1
Apa definisi Ipteks ( Ilmu Pengetahuan,
teknologi, dan seni ) ?
1.2.2
Apa saja syarat-syarat dan sumber ilmu
pengetahuan ?
1.2.3
Bagaimana integrasi iman, ilmu, dan amal
?
1.2.4
Apa keutamaan orang beriman dan beramal ?
1.2.5
Apa tanggung jawab ilmuwan terhadap alam
dan lingkungan ?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan-rumusan masalah tersebut pula, kami mempunyai tujuan- tujuan dalam
penyusunan makalah ini. Adapun tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut :
1.3.1
Dapat mengetahui definisi ipteks ( ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni ).
1.3.2
Dapat mengetahui syarat-syarat dan
sumber ilmu pengetahuan.
1.3.3
Dapat mengetahui dan memahami integrasi
iman, ilmu dan amal.
1.3.4
Dapat mengetahui dan memahami keutamaan orang beriman dan
beramal.
1.3.5
Dapat mengetahui dan memahami tanggung
jawab ilmuwan terhadap alam dan lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ipteks ( Ilmu
Pengetahuan, Teknologi dan Seni )
a. Definisi Ilmu Pengetahuan
Sains
di Indonesiakan menjadi ilmu pengetahuan , sedangkan dalam sudut pandang
filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui manusia melaui tangkapan panca indera, intuisi, dan firasat, sedangkan
ilmu adalah pengetahuan yang sudah diklasifikasi , diorganisasi,
disistematisasi, diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran objektif, sudah
diuji kebenarannya, dan dapat diuji ulang secara ilmiah. Secara etimologi kata
ilmu berarti kejelasan , karena itu segala yang terbentuk dari akar katanya
mempunyai ciri kejelasan.
Kata
ilmu dengan berbagai bentuknya terulang 854 kali dalam Al-Qur’an. Kata ini
digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek pengetahuan sehingga memperoleh kejelasan.
Dalam
kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri pada salah satu bidang kajian.
Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tersebut disebut sebagai spesialis,
sedangkan orang yang banyak tahu tetapi tidak mendalam disebut generalis.
Karena keterbatasan kemampuan manusia, maka sangat jarang ditemukan orang yang
menguasai beberapa ilmu secara mendalam.
b. Definisi Teknologi
Istilah
teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya,
teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis
dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada
dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik objektif dan netral. Dalam
situasi tertentu teknplogi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk
merusak dan potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan
dengan teknologi.
Teknologi
dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia
juga sebaliknya dapat membawa damapak negatif berupa ketimpangan-ketimpangan
dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam
semesta. Netralitas teknologi dapat digunakan untuk kemanfaatan
sebesar-besarnya bagi kehisupam manusia dan atau digunakan untuk kehancuran
manusia itu sendiri.
c. Definisi Seni
Seni
adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya. Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil
ekspresi jiwa tersebut berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Seni
identik dengan keindahan. Keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran.
Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.
Benda-benda
yang diolah secara kreatif oleh tangan-tangan halus sehingga muncul sifat-sifat
keindahan dalam pandangan manusia secara umum, itulah sebagai karya seni. Seni
yang lepas dari nilai-nilai Ketuhanan tidak akan abadi karena ukuranya adalah
hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah
bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
2.2 Syarat-syarat
dan Sumber Ilmu Pengetahuan
a.
Syarat-syarat
Ilmu
Dari
sudut pandang filsafat,ilmu lebih khusus dibandingkan dengan pengetahuan. Suatupengetahuan
dapat dikategorikan sebagai ilmu apabila memenuhi tiga unsur pokok sebagai
berikut:
1. Ontologi
artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki objek studiyang jelas. Objek
studi harus dapat diidentifikasikan, dapat diberi batasan, dapat
diuraikan,sifat-sifatnya yang esensial. Objek studi suatu ilmu ada dua
yaitu objek material dan objek formal.
2. Epistimologi
artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki metode kerja yang jelas. Ada tiga metode kerja suatu bidang
studi yaitu metode deduksi,induksi,dan eduksi.
3. Aksiologi
artinya bidang studi yang bersangkutan memiliki nilai guna atau kemanfaatan.
Bidang studi tersebut menunjukan nilai-nilai teoritis,hukum
-hukum,generalisasi,kecenderungan umum,konsep-konsep dan kesimpulan
logis,sistematis,dan koheren.
Istilah
pengetahuan dan ilmu dipahami oleh masyarakat luas menjadi satu istilah baku
yaitu ilmu pengetahuan atau sains. Secara singkat, istilah ini dapat
didefenisikan sebagai himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui
suatu proses pengkajian dan dapat diterima oleh
ratio,artinya dapat dinalar. Jadi ilmu pengetahuan dapat dikatakan
sebagai himpunan rasionalisasi kolektif insani. Secara singkat sains dapat
diartikan sebagai pengetahuan yang sistematis (science is systematic
knowledge). Dalam pemikiran sekuler,sains mempunyai tiga karekteristik yaitu
objektif,netral dan bebas nilai,sedangkan dalam pemikiran islam sains tidak
boleh bebas dari nilai-nilai,baik nilai lokal maupun nilai universal.
b.
Sumber Ilmu
Pengetahuan
Dalam
pemikiran islam ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak dapat
dipertentangkan manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya
berdasarkan tuntunan Quran dan sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran
islam ada yang bersifat abadi (perenial knowledge) tingkat kebenarannya bersifat mutlak
(absolute),karena bersumber dari wahyu Allah,dan ilmu yangbersifat perolehan
(Aquired knowledge) tingat kebenarannya bersifat nisbi (relative) karena
bersumber dari akal pikiran manusia.
Dalam
perspektif islam, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan hasil
pengembangan potensi manusia yang diberikan Allah berupa akal dan budi. Prestasi
yang gemilang dalam pengembangan ipteks,pada hakikatnya tidak lebih dari
sekedar menemukan bagaimana proses Sunatullah itu terjadi dialam semesta
ini,bukan merancang atau menciptakan suatu hukum baru di luar Sunatullah (hukum
ALLAH/”hukum Alam”).
Dari
penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa antara ilmu pengetahuan,teknologi,dan
seni terdapat perbedaan-perbedaan baik dalam kontek makna maupun fungsinya. Untuk
mengetahui perbedaan-perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1
Perbedaan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
No
|
Aspek
|
Ilmu Pengetahuan
|
Teknologi
|
Seni
|
1.
|
Tujuan
|
·
Mencari kebenaran
|
·
Menciptakan barang-barang
|
·
Mengekspresikan Keindahan
|
2.
|
Hasil
|
Karya
ilmiah
|
Barang-barang
Teknologi
|
Karya
Seni
|
3.
|
Lingkungan
|
|
|
Seniman
Pencipta seni dan masyarakat
|
4.
|
Sumber
|
Filsafat
dan Agama
|
Ilmu
Pengetahuan
|
Fenomena
kehidupan yang ada ditengah-tengah
masyarakat
|
5.
|
Aktivitas
|
|
|
Kreativitas
dan Produktivitas
|
6.
|
Kontrol
|
|
|
Berdasarkan
umpan balik pemahaman etik dan estetika
|
2.3 Integrasi
Iman, Ilmu dan Amal
Dalam
pandangan islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni terdapat
hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi ke dalam suatu sistem yang
disebut dinul islam. Di dalamnya terkandung 3 unsur pokok, yaitu akidah,
syari’ah, dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal salih.
Islam
merupakan ajaran agama yang sempurna. Kesempurnaannya dapat tergambar dalam
keutuhan inti ajarannya. Ada 3 ajaran islam yaitu iman, islam, dan ikhsan.
Ketiga inti ajaran itu terintegrasi di dalam sebuah sistem ajaran yang disebut Dinul Islam. Dalam Q.S 14 ( Ibrahim ) :
24-25 dinyatakan:
Yang
artinya : “Tidaklah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan
kalimat yang baik (dinul islam) seperti sebatang pohon yang baik, akarnya kokoh
(menghujam ke bumi) dan cabangnya menjulang kelangit. Pohon itu mengeluarkan
buahnya setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka selalu ingat”.
Dari
terjemahan ayat diatas menggambarkan keutuhan antara Iman, Ilmu dan Amal atau
Aqidah, Syari’ah dan akhlak dengan menganalogikan bangunan Dinul Islam bagaikan
sebatang pohon yang baik. Akarnya menghujam ke Bumi, batangnya menjulang tinggi
ke langit, cabangnya atau dahannya rindang, dan buahnya amat lebat. Ini
merupakan gambaran bahwa antara iman,ilmu dan amal merupakan satu kesatuan utuh
tidak dapat dipisahkan antara satu sama lain. Iman diidentikkan dengan akar
dari dari sebuah pohon yang menupang tegknya ajaran islam. Ilmu bagaikan batang
pohon yang mengeluarkan dahan-dahan dan cabang-cabang ilmu pengetahuan.
Sedangkan amal ibarat buah dari pohon itu identik dengan teknologi dan seni.
Ipteks yang dikembangkan di atas nilai-nilai iman dan ilmu akan menghasilkan
amal salih bukan kerusakan alam.
2.4 Keutamaan Orang Beriman dan
Beramal
Perbuatan
baik seseorang tidak akan bernilai amal saleh apabila perbuatan tersebut tidak
dibangun diatas nilai-nilai iman dan ilmu yang benar. Sama halnya pengembangan
ipteks yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai ibadah serta
tidak akan menghasilkan kemaslahatan bagi umat manusia alam lingkungannya
bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.
Manusia
sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kesempurnaan karena
dibekali seperangkat potensi. Potensi yang paling utama adalah akal. Akal
berfungsi untuk berfikir ,hasil pemikirannya adalah ilmu pengetahuan , teknologi
dan seni. Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada
Allah SWT, akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan umat manusia
termasuk bagi lingkungannya. Allah berjanji dalam Q.S 58 (Al-Mujadalah):11 :
Yang
artinya : “ Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.
Menurut
Al-Gazali bahwa makhluk yang paling mulia adalah manusia, sedangkan sesuatu
yang paling mulia pada diri manusia adalah hatinya. Tugas utama pendidik adalah
menyempurnakan, membersihkan, dan menggiring peserta didik agar hatinya selalu
dekat kepada Allah SWT melalui pengembangan ilmu pengetahuan. Kegiatan
pembelajaran merupakan kegiatan yang sangat mulia yang dapat menentukan masa
depan seseorang. Karena itu para pendidik akan selalu dikenang dalam hati anak
didiknya. Al-Gazali memberikan argumentasi yang kuat, baik berdasarkan
Al-Qur’an, Al-sunnah, maupun argumentasi secara rasional.
Dalam
bagian kitab lhya Ulumuddin, Al-Gazali memulainya dengan menerangkan tentang
keutamaan ilmu dan pembelajaran. Ia menggambarkan kedudukan tinggi bagi para
ahli ilmu dan para ulama dengan menyitir ayat-ayat Al-Qur’an dan sabda
Rasulullah SAW serta perkataan orang-orang dan ahli pikir. Pandangan tentang
hal-hal diatas sangat kuat. Ini terbukti dengan seringnya menerangkan kedudukan
dan keutamaan ulama dan guru dalam berbagai karya monumentalnya. Manusia
dikatakan termasuk khalifah Allah SWT, karena hati orang alim telah dibukakan
oleh Allah SWT, untuk menerima ilmu yang merupakan sifat-Nya yang paling
khusus. Orang ‘alim adalah bendaharawan yang mengurusi khasanah Allah SWT,yang
paling berharga. Tidurnya orang alim lebih baik dari ibadahnya orang-orang
bodoh.
Menjelaskan
keutamaan-keutamaan orang yang berilmu, Al-Gazali mengatakan “Barang siapa
berilmu, membimbing manusia dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan
matahari, selain menerangi dirinya, juga menerangi orang lain. Dia bagaikan
minyak kesturi yang harum dan menyebarkan keharuman kepada orang yang
berpapasan dengannya.
2.5 Tanggung Jawab Ilmuwan terhadap
Alam dan Lingkungan
Menurut
Al-Gazali , orang yang berilmu dan tidak mengamalkannya disebut sebagai orang
yang celaka. Ia mengatakan pula “ seluruh manusia akan binasa, kecuali orang-orang
berilmu”. Orang-orang berilmupun akan celaka kecuali orang-orang yang
mengamalkan ilmunya. Dan orang-orang yang mengamalkan ilmunyapun akan binasa
kecuali orang-orang yang ikhlas.
Ada
2 fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai “Abdun” (hamba Allah) dan sebagai
khalifah Allah di Bumi. Esensi dari Abdun adalah ketaatan, ketundukan, dan
kepatuhan pada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah adalah
tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan
sosial maupun lingkungan alam.
Dalam
kontek “ Abdun “, manusia menempati
posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi itu memiliki konsekuensi adanya keharusan
manusia untuk taat dan patuh kepada penciptanya . Keengganan manusia
menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta akan menghilangkan rasa syukur
atas anugerah yang diberikan Sang Pencipta berupa potensi yang sempurna yang
tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi akal. Dengan hilangnya
rasa syukur mengakibatkan manusia
menghambakan diri kepada selain Allah termasuk menghambakan diri terhadap hawa
nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan mencegah
penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk kepada dirinya.
Manusia
diciptakan Allah dengan dua kecenderungan yaitu kecenderungan kepada ketakwaan
dan kecenderungan kepada perbuatan fasik. Sebagaimana firman Allah: Falhama Fujuroha watakwaha. Artinya “maka
Allah mengilhamkan kepada jiwa manusia kefasikan dan ketakwaan”. Dengan kedua
kecenderungan tersebut Allah berikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi
manusia untuk mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan kepada
kejahatan yang selalu didorong oleh nafsu amarah. Untuk itu Allah berfirman :”Wahadainahu najdaini”. “Aku tunjukkan
kamu dua jalan”. Akal memiliki kemampuan untuk memilih salah satu yang terbaik
bagi dirinya.
Fungsi
yang kedua sebagai khalifah/wakil Allah di muka bumi. Manusia mempunyai
tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan alam dan lingkungannya tempat mereka tinggal. Manusia diberikan kebebasan
untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya, serta memanfaatkannya dengan
sebesar-besar kemanfaatan. Karena alam diciptakan untuk kehidupan manusia
sendiri. Untuk menggali potensi alam dan memanfaatkannya diperlukan ilmu
pengetahuan yang memadai. Hanya orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang
cukuplah atau para ilmuwan atau para intelektual yang sanggup mengeksplorasi
sumber alam ini. Akan tetapi para ilmuwan itu harus sadar bahwa potensi sumber
daya alam ini akan habis terkuras untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia
apabila tidak dijaga keseimbangannya. Oleh sebab itu tanggung jawab
kekhalifahan banyak bertumpu pada para ilmuwan dan cendekiawan. Mereka
mempunyai tanggung jawab jauh lebih besar dibanding dengan manusia-manusia yang
tidak memiliki ilmu pengetahuan.
Kerusakan
alam dan lingkungan ini lebih banyak disebabkan karena ulah manusia sendiri.
Mereka banyak yang berkhianat terhadap perjanjian sendiri kepada Allah. Mereka
tidak menjaga amanah Allah sebagai khalifah yang bertugas untuk menjaga
kelestarian alam ini sebagaimana firman Allah dalam Q.S 30 (al-Rum):41 :
Yang
artinya : “ Telah nampak kerusakan di darat dan di bumi disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka segera kembali ke jalan yang benar”.
Dua
fungsi tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak boleh terpisah. Dan simbol
dari kedua fungsi itu adalah Dzikir dan Fikir. Kemudian untuk melaksanakan
tanggung jawabnya, manusia diberikan keistimewaan berupa kebebasan untuk
memilih dan berkreasi sekaligus menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya
sebagai makhluk psikofisik. Namun manusia harus sadar akan keterbatasannya yang
menuntut ketaatan dan ketundukan
terhadap aturan Allah, baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah
beribadah secara langsung (fungsi terhadap ‘Abdun) maupun dalam konteks
ketaatan terhadap sunatullah “hukum alam” di alam ini ( fungsi sebagai
khalifah). Perpaduan antara tugas ibadah dan khalifah ini akan mewujudkan
manusia yang ideal yakni manusia yang selamat si dunia dan akhirat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melaui tangkapan
panca indera, intuisi, dan firasat, sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang
sudah diklasifikasi , diorganisasi, disistematisasi, diinterpretasi sehingga
menghasilkan kebenaran objektif, sudah diuji kebenarannya, dan dapat diuji
ulang secara ilmiah katanya mempunyai ciri kejelasan. Selanjutnya, teknologi merupakan
produk ilmu pengetahuan , sedangkan seni adalah ekspresi jiwa seseorang.
Dalam
islam ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Selanjutnya didalam perspektif
islam pula, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni merupakan hasil pengembangan
potensi manusia yang diberikan Allah berupa akal dan budi. Manusia diciptakan
di muka bumi ini adalah sebagai hamba Allah dan sebagai khalifah. Perpaduan
antara tugas ibadah dan khalifah ini akan mewujudkan manusia yang ideal yakni
manusia yang selamat si dunia dan akhirat.
3.2
Saran
Dengan
terselesainya penyusunan makalah ini, kami berharap dapat bermanfaat bagi
pembaca. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai Ilmu pengetahuan , teknologi
dan seni serta bagaimana integrasi dan keutamaan ilmu, iman dan amal sehingga
mampu dipahami dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Mansoer,hamdan
dkk.2004.Pendidikan Agama Islam di
Perguruan Tinggi.Jakarta.Direktorat Perguruan Tinggi Agama Islam Departemen
Agama RI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar